Menghitung Ketebalan Perlapisan Batuan dari Berbagai Metoda Pengukuran Dalam Stratigrafi Terukur

Perhitungan ketebalan perlapisan batuan bertujuan untuk membuat kolom litologi yang sesuai atau mendekati keadaan sebenarnya di lapangan. Dalam menghitung ketebalan perlapisan batuan sendiri terdapat berbagai metode yang dipakai sesuai dengan kaidah – kaidah perhitungan yang ditetapkan. 

 

Dalam stratigrafi terukur diketahui ada 2 metode pengukuran yang digunakan dalam perhitungan ketebalan perlapisan batuan, yaitu :

1.      Metode Jacob Staf

Metode ini bertujuan untuk menggabungkan ketepatan dan kecepatan waktu (sesuai dengan rumusan yang dikemukakan oleh Fritz dan Moore, 1988). Metode Jacob Staf dilakukan dengan menggunakan tongkat Jacob yang memiliki panjang 1,5 meter atau setinggi/sejajar mata pengamat. Pada umumnya tongkat diberi cat selang – seling merah – putih setiap 10 cm atau sesuai dengan kebutuhan yang mana pada ujung tungkat dibuat agak meruncing agar mudah ditancapkan ke tanah dan pada ujung lainnya dibuat agar dapat ditempatkan clinometer ataupun busur derajat.

Prosedur pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan metode ini dimulai dengan pengukuran yang dimulai dari bagian bawah suatu jalur, pada awal pengukuran letakkan ujung tongkat dititik terbawah jalur, beri notasi nomor 1. Clinometer atau busur derajat yang tertempel pada tongkat diarahkan  sehingga sesuai dengan arah kemiringan lapisan  batuan, dengan cara menggoyangkan tongkat  sampai pada posisi yang diinginkan, yaitu posisi tongkat tegak lurus pada bidang perlapisan.

Tandai arah bidikan clinometer pada singkapan batuan, dan berikan notasi nomor 2. Tebal singkapan tersebut adalah sama dengan panjang tongkat, yaitu 1,50 meter. Lalu Perhatikan, cermati dan catat kenampakan pada singkapan yang terkhususkan, misal adanya endapan placer, konsentrasi mineral sekunder, keberadaan lapisan batubara, tanda - tanda adanya ketidakselarasan. Lakukan hal yang sama untuk urutan berikutnya, sampai sasaran titik akhir selesai. Ketebalan keseluruhan penyusun kolom lithologi  adalah merupakan jumlah ketebalan masing - masing segmen. Pengukuran dengan tongkat Jacob, dapat dilakukan  seorang diri, namun akan lebih baik dan lebih cepat  bila dikerjakan berdua.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses perhitungan ketebalan perlapisan batuan dengan menggunakan metode ini, yaitu :

-   Pendeskripsian di lapangan diusahakan dengan lebih cermat dan teliti untuk menghindari kembali ke tempat semula untuk pengkoreksian

-  Membuat sketsa dari masing – masing segmen pengamatan di buku catatan lapangan

- Dilakukan pendeskripsian megaskopis masing – masing segmen pengamatan , dari jenis  batuan, tebal masing – masing lapisan batuan, dan tebal singkapannya.

-  Dilakukan pengambilan sample atau sampling untuk penelitian lanjutan pada laboraturium bila diperlukan.

 

2.      Metode Rentang Tali

Metode rentang tali dapat pula disebut metode Brunton and Tape (berdasarkan Compton, 1985). Dimana pada metode ini digunakan alat yang sederhana berupa seutas tali yang panjangnya tidak lebih dari 5 meter yang mana tali tersebut dibagi menjadi segmen – segmen yang mempunyai ukuran 10 cm pada umumnya.

Secara umum, metode ini hampir sama dengan metode jacob staf namun perlatannya saja yang berbeda yang mana tongkat jacob diganti dengan tali dan clinometer atau busur derajat yang diganti dengan kompas geologi.

Prosedur pengukuran dengan menggunakan metode ini dimulai dengan melakukan orientasi lapangan, lalu meilih jalur lintasan yang arahnya tegak lurus strike perlapisan batuan (pada singkapan yang relatif baik), lalu pengukuran penampang stratigrafi dapat dimulai dari lokasi yang secara topografis berada di bagian atas atau dari bagian bawah yang disesuaikan dengan efisiensi kerja.

 

Adapun hal – hal yang perlu diperhatikan dalam proses pengukuran dengan menggunakan metode ini, yaitu :

-          Dalam hal yang sifanya khusus, penyusunan kolom litologi dari satuan litostratigrafi tidak dapat dibuat dengan melakukan stratigrafi terukur langsung pada singkapan batuan di lapangan.

-          Hal khusus yang dimaksud antara lain pada bentang alam atau morfologi yang datar, tidak ada singkapan batuan yang masih segar (yang sudah mengalami pelapukan), tertutup oleh soil yang cukup tebal.

    Untuk menentukan tebal lapisan batuannya sendiri pada umumnya menggunakan rumus yang cenderung sama antara kedua metode. Adapun cara menentukannya dengan rumus seperti dibawah (Gambar : menentukan tebal lapisan batuan dengan berbagai kemiringan lereng):