Ini adalah postingan pertama gue yang diambil dari tugas - tugas kuliah gue d jurusan geologi. Kalo dalam penulisan ini, gue pake bahasa yang sopan tapi agak santai namun ilmunya tetap tersampaikan (semoga). Gak perlu banyakan bacot, gue langsung aja nih.
Ini adalah Tugas kedua yang dikasih sama dosen matkul geokima gue. Berupa makalah...
Pendahuluan
Sebelumnya saya
mohon maaf bila tugas yang saya buat tidak menggunakan bahasa yang baku. Hal
ini saya lakukan agar dalam pembuatan tugas makalah / artikel ini tidak merasa bosan,
namun walaupun tidak menggunakan bahasa yang baku dalam pengerjaan tugas ini,
saya tetap serius dalam pengerjaan agar apa yang saya tulis dan susun ini tetap
tersampaikan maksud atau ilmunya, dan tentunya saya akan bersemangat untuk
mempelajarinya.
Nah, sebelum mengetahui lebih banyak lagi
mengenai apa Geokimia itu sendiri, marilah kita samakan dulu frame berfikir
kita bahwa geokimia ini berasal dari dua buah disiplin ilmu yaitu ilmu geologi
dan kimia, bukan penggabungan ilmu, namun merupakan disiplin ilmu yang membantu
menjelaskan fenomena geologi yang terjadi atau mengenai bumi yang dilihat dari
kimianya. Nah, untuk itu, tentu saja kita harus mengerti dan memahami ilmu
geoligi dulu, sedangkan ilmu geologi itu sendiri terdiri dari banyak cabang cabang
juga, diantaranya : mineralogi, petrologi, sedimentologi, geomofologi,
paleontologi, geologi struktur stratigrafi, dan lainnya. Setelah itu barulah
kita dapat lebih mudah mengerti dan memahami tentang geokimia.
Pastinya pertama-tama sekali kita akan bertanya-tanya,
apa sih geokimia itu?? Oke, dijawab, menurut beberapa sumber yang saya
baca, Geokimia adalah ilmu yang mempelajari kandungan unsur dan isotop dalam
lapisan bumi, terutama yang berhubungan dengan kelimpahan (abundant),
penyebaran serta hukum-hukum yang mengontrolnya. Dari dasar ini berkembang
beberapa cabang ilmu geokimia di antaranya yaitu geokimia panasbumi, geokimia
mineral, geokimia petroleum dan geokimia lingkungan. Pada pembahasan
selanjutnya penulis akan lebih banyak membicarakan tentang geokimia mineral,
khususnya pada sedimentologi.
Lahirnya geokimia sebagai cabang ilmu geologi baru menyebabkan munculnya metoda
dan data observasi baru mengenai berbagai hal yang banyak menarik perhatian
para ahli sedimentologi. Sebagian besar penelitian geokimia pada mulanya
diarahkan pada penelitian kuantitatif untuk mengetahui penyebaran unsur-unsur
kimia di alam, termasuk penyebarannya dalam batuan sedimen. Lambat laun data
tersebut menuntun para ahli untuk memahami apa yang disebut sebagai siklus
geokimia (geochemical cycle) serta penemuan hukum-hukum yang mengontrol
penyebaran unsur dan proses-proses yang menyebabkan timbulnya pola penyebaran
unsur seperti itu.
Baru-baru ini, kimia nuklir (nuclear chemistry) menyumbangkan sebuah
“jam” dan “termometer” yang pada gilirannya membuka era penelitian baru
terhadap sedimen. Unsur-unsur radioaktif, khususnya 14C dan 40K,
memungkinkan dilakukannya metoda penanggalan langsung terhadap batuan sedimen
tertentu. Metoda 14C, yang dikembangkan oleh Libby, dapat diterapkan
pada endapan resen. Metoda 40K/40Ar terbukti dapat
diterapkan pada glaukonit, felspar autigen, mineral lempung, dan silvit yang
ditemukan dalam endapan tua. Analisis isotop dapat digunakan untuk menentukan
temperatur purba. Metoda Urey—berdasar-kan nisbah 16O/18O
yang merupakan fungsi dari temperatur—dapat dipakai untuk menaksir temperatur
pembentukan cangkang fosil yang ada dalam endapan bahari. Meskipun “jam” dan
“termometer” tersebut masih memperlihatkan kekeliruan, namun harus diakui bahwa
keduanya telah memberikan kontribusi yang berarti terhadap pemelajaran sedimen.
Van Hoff
adalah orang pertama yang memanfaatkan azas fasa untuk mempelajari kristalisasi
larutan garam dan pembentukan endapan garam. Mulanya
penelitian eksperimental terhadap campuran yang dapat menghasilkan kristal,
terutama sistem silikat temperatur tinggi, dilakukan oleh para ahli petrologi
batuan beku dan metamorf. Baru pada beberapa dasawarsa terakhir ini saja hal
itu menarik perhatian para ahli sedimen. Sebagai contoh, Milton & Eugster
(1959) memakai ancangan itu untuk meneliti endapan non-marin dan
mineral-mineral yang mencirikan Green River Formation di Wyoming dan Colorado.
Zen (1959) menunjukkan bahwa azas fasa yang dikemukakan oleh Gibbs dapat
diterapkan untuk menganalisis hubungan antara mineral lempung dan mineral
karbonat. Hasil penelitian Zen kemudian diterapkan oleh Peterson (1962)
terhadap larutan karbonat di bagian timur Tennessee. Perkembangan metoda yang
relatif baru itu dapat dibaca dalam karya tulis Eugster (1971).
Van Hoff
Berbagai
kajian teoritis dan eksperimental tentang stabilitas mineral pada berbagai
kondisi oksidasi-reduksi (Eh) dan pH dilakukan oleh Garrels dan beberapa ahli
lain (lihat Garrels & Christ, 1965). Penelitian aspek-aspek geokimia
sedimen banyak menambah pengertian kita tentang endapan sedimen. Buku-buku yang
membahas tentang topik-topik geokimia sedimen antara lain adalah Geochemistry
of Sediments karya Degens (1965) dan Principles of Chemical
Sedimentology karya Berner (1971).
Aplikasi atau contoh nyata yang dapat dilihat dari geokimia salah satunya
adalah metode yang digunakan oleh sedimentologist dalam mengumpulkan data dan
bukti pada sifat dan kondisi depositional batuan sedimen, yaitu analisis kimia
dari batu, melingkupi geokimia isotop,
termasuk penggunaan penanggalan radiometrik,
untuk menentukan usia batu, dan kemiripan dengan daerah sumber. Metode ini
pertama kali dipakai pada tahun 1970an dimana penelitian sedimentologi mulai
beralih dari makroskopis dan fisik ke arah mikroskopis dan kimia.
Dengan perkembangan teknik analisa dan
penggunaan katadoluminisen dan mikroskop elektron memungkinkan para ahli
sedimentologi mengetahui lebih baik tentang geokimia. Perkembangan yang pesat
ini memacu kita untuk mengetahui hubungan antara diagenesa, pori-pori dan
pengaruhnya terhadap evolusi porositas dengan kelulusan batupasir dan
batugamping.
Saat ini berkembang perbedaan
antara makrosedimentologi dan mikrosedimentologi. Makrosedimentologi berkisar
studi fasies sedimen sampai ke struktur sedimen. Di lain pihak,
mikrosedimentologi meliputi studi batuan sedimen di bawah mikroskop atau lebih
dikenal dengan petrografi.
Magma
Magma
? Apasih magma itu ? dari ilmu yang ditangkap otak saya saat disampaikan Pak Hill waktu pelajaran Krismin semester satu kemarin, magma itu adalah larutan
silika pijar, kental, panas, bersifat mobile, dan terjadi secara alamiah. Dan
adapun pengertian magma sendiri menurut beberapa artikel yang saya simpulkan
bahwa magma adalah cairan panas yang liat yang
berasal dari dalam Bumi. Magma yang muncul di permukaan Bumi berasal dari
Mantel. Di permukaan Bumi, magma membeku dan membentuk batuan yang disebut
sebagai batuan beku atau igneous rock.
Oleh karena itu, magma secara sederhana sering didefinisikan sebagai batuan
cair atau molten rock.
Sementara itu, di permukaan Bumi magma muncul di tiga lokasi yaitu di daerah pemekaran lempeng, di jalur vokanik yang berasosiasi dengan zona penunjaman lempeng, dan di daerah hot spot yang muncul di lantai samudera.
Magma yang muncul di zona pemekaran lempeng kerak Bumi berasal dari
mantel dan membeku membentuk kerak samudera. Demikian pula magma yang muncul sebagai hot spot, berasal dari mantel. Hot spot
ini di lantai samudera membentuk gunungapi atau pulau-pulau gunungapi di tengah
samudera. Karena lempeng samudera terus bergerak, maka terbentuk deretan
pulau-pulau tengah samudera, seperti Rantai Pulau-pulau Hawai di Samudera
Pasifik.
Sementara itu, magma yang muncul di zona
penunjaman berasal dari kerak samudera yang meleleh kembali ketika dia
menunjam masuk kembali ke dalam mantel. Ketika berjalan naik ke permukaan Bumi,
magma ini juga melelehkan sebagian batuan yang diterobosnya. Kemunculan magma
ini membentuk deretan gunungapi. Di Indonesia, sebagai contoh, deretan
gunungapi seperti ini memanjang mulai dari Sumatera, Jawa, Nusatenggara sampai
ke Maluku. Di sekeliling Samudera Pasifik, deretan gunungapi ini membentuk apa
yang dikenal sebagai Ring of fire.
Nah, magma sendiri memiliki
komposisi – komposisi. Pembahasan tentang komposisi magma ini adalah pembahasan
inti dalam mengenal magma dari segi geokimia.
Karena suhu
magma sangat tinggi dan keberadaannya sangat jauh di dalam Bumi, maka kita
tidak dapat mengambil sampel magma dan kemudian mempelajarinya untuk mengetahui
komposisinya. Oleh karena itu, untuk mengetahui komposisi magma dilakukan
melalui pendekatan dengan mempelajari batuan beku yang berasal dari magma yang
membeku. Pendekatan dengan menganalisa batuan beku masih kurang, karena belum
dapat mengetahui komponen penyusun magma yang berupa gas. Karena gejala
volkanisme adalah manifestasi dari kemunculan magma di permukaan Bumi, maka
untuk mengetahui kandungan gas dalam magma dipelajari aktifitas vulkanisme.
Dari uraian
di atas maka, secara sederhana dapat kita katakan bahwa seluruh unsur kimia
yang ada di Bumi, kecuali buatan, terdapat di dalam magma; hanya kelimpahan
dari unsur-unsur tersebut yang berbeda.
Komposisi
kimia magma sangat kompleks. 99% dari magma tersusun oleh 10 unsur kimia,
yaitu Silikon (Si), Titanium (Ti), Aluminium (Al), Besi (Fe), Magmesium
(Mg), Kalsium (Ca), Natrium (Na), Kalium (K), Hidrogen (H), dan Oksigen
(O).
Dengan
konvensi, komposisi kimia magma dinyatakan dalam persen berat (% berat). Dalam
bentuk senyawa kimia, unsur-unsur tersebut dinyatakan dalam bentuk SiO2, TiO2,
Al2O3, FeO, MgO, CaO, Na2O, K2O dan H2O.
Tentang
kelimpahannya, secara umum, SiO2 adalah yang paling banyak, menyusun
lebih dari 50 % berat magma. Kemudian, Al2O3, FeO, MgO, CaO menyusun
44 % berat magma, dan sisanya Na2O, K2O, TiO2 dan H2O menyusun 6 % berat
magma. Pada kenyataannya, kelimpahan unsur-unsur tersebut sangat bervariasi,
tergantuk pada karakter komposisi magma.
Tipe dan Sifat
Magma, Magma dapat
dibedakan berdasarkan kandungan SiO2. Dikenal ada tiga tipe magma, yaitu:
- Magma
Basaltik (Basaltic magma) – SiO2 45-55
%berat; kandungan Fe dan Mg tinggi; kandungan K dan Na rendah.
- Magma
Andesitik (Andesitic magma) – SiO2 55-65
%berat, kandungan Fe, Mg, Ca, Na dan K menengah (intermediate).
- Magma
Riolitik (Rhyolitic magma) – SiO2 65-75
%berat, kandungan Fe, Mg dan Ca rendah; kandungan K dan Na tinggi.
Tiap-tiap magma
memiliki karakteristik yang berbeda. Rangkuman dari sifat-sifat mangma itu
seperti terlihat di dalam Tabel.
klik gambar untuk memperbesar
Magma
mengandung gas-gas terlarut. Gas-gas yang terlarut di dalam cairan magma itu
akan lepas dan membentuk fase tersendiri ketika magma naik ke permukaan bumi.
Analoginya sama seperti gas yang terlarut di dalam minuman ringan berkaborasi
di dalam botol dengan tekanan tinggi. Ketika, tutup botol dibuka, tekanan turun
dan gas terlepas membentuk fase tersendiri yang kita lihat dalam bentuk
gelembung-gelembung gas. Juga sering kita lihat ketika pemberian meali bagi
para pemenang balap kenderaan. Kepada mereka diberikan minuman di dalam botol
dan kemudian mereka mengkocok-kocok botol tersebut sebelum membuka tutupnya.
Kemudian, ketika tutup botol yang telah dikocok itu dibuka, maka tersemburlah
isi botol tersebut keluar. Demikian pula halnya dengan magma ketika keluar dari
dalam bumi. Kandungan gas di dalam magma ini akan mempengaruhi sifat erupsi
dari magma bila keluar ke permukaan bumi.
Viskositas
adalah kekentalan atau kecenderungan untuk tidak mengalir. Cairan dengan
viskositas tinggi akan lebih rendah kecenderungannya untuk mengalir daripada
cairan dengan viskositas rendah. Demikian pula halnya dengan magma. Viskositas
magma ditentukan oleh kandungan SiO2 dan temperatur magma. Makin tinggi
kandungan SiO2 maka makin rendah viskositasnya atau makin kental. Sebaliknya,
makin tinggi temperaturnya, makin rendah viskositasnya. Jadi, magma basaltik
lebih mudah mengalir daripada magma andesitik atau riolitik. Demikian pula,
magma andesitik lebih mudah mengalir drripada magma riolitik.
Perubahan
Komposisi Magma, Proses pembekuan magma menjadi batuan dimulai dari pembentukan
kristal-kristal mineral. Sesuai dengan komposisi kimianya, pembentukan
kristal-kristal mineral itu terjadi pada temperatur yang berbeda-beda. Perlu
dipahami bahwa dengan terbentuknya kristal, berarti ada unsur-unsur kimia dari
larutan magma yang diambil dan diikat ke dalam kristal, sehingga kandungan unsur
itu di dalam cairan atau larutan magma berkurang.
Bila
kristal-kristal yang terbentuk di dalam magma memiliki densitas lebih besar
daripada magma, maka kristal-kristal akan mengendap dan cairan akan terpisah
dari kristal.. Sebaliknya bila kristal-kristal yang terbentuk lebih rendah
densitasnya dripada magma, maka kristal-kristal akan mengapung. Bila cairan
magma keluar karena tekanan, maka kristal-kristal akan tertinggal. Keadaan
tersebut akan merubah komposisi kimia cairan magma sisa. Apabila banyak komposisi
kimia yang berkurang dari magma awal karena pembentukan kristal-kristal
mineral, maka akan terbentuk magma baru dengan komposisi yang berbeda dari
magma awalnya. Perubahan komposisi kimia magma seperti itu disebut sebagai
diferensiasi magma oleh fraksinasi kristal (magmatic differentiation by crystal
fractionation). Proses inilah yang dapat menyebabkan magma basaltik di dalam
suatu gunungapi dapat berubah dari basaltik menjadi andesitik dan bahkan
riolitik. Perubahan komposisi magma inilah yang dapat merubah tipe erupsi suatu
gunungapi.
Lava
Sebelum lebih
jauh membahas lava, ada baiknya bila kita mengenal dulu apa itu lava. Menurut
wikipedia, Lava adalah cairan
larutan magma pijar yang mengalir keluar dari dalam bumi melalui kawah gunung berapi atau melalui celah (patahan) yang kemudian membeku menjadi batuan
yang bentuknya bermacam-macam.
Bila cairan tersebut encer akan meleleh jauh dari sumbernya membentuk aliran
seperti sungai melalui lembah dan membeku menjadi batuan seperti lava ropi atau lava blok
(umumnya di Indonesia membentuk lava blok). Bila agak kental, akan mengalir tidak jauh
dari sumbernya membentuk kubah lava dan pada bagian pinggirnya membeku membentuk blok-blok lava
tetapi suhunya masih tinggi, bila posisinya tidak stabil akan mengalir
membentuk awan panas guguran dari lava. Jadi, lava itu berbeda dengan magma.
Jika
membicarakan soal lava, ada hal yang sangat berhubungan. Yaitu kejadian
“erupsi”.
Erupsi adalah fenomena keluarnya magma dari
dalam bumi. Erupsi dapat dibedakan menjadi erupsi letusan (explosive erupstion)
dan erupsi non-letusan (non-explosive eruption). Jenis erupsi yang terjadi
ditentukan oleh banyak hal seperti kekentalan magma, kandungan gas di dalam
magma, pengaruh air tanah, dan kedalaman dapur magma (magma chamber). Kekentalan
magma dan kandungan gas di dalam magma ditentukan oleh komposisi kimia magma. Pada
erupsi letusan, proses keluarnya magma disertai tekanan yang sangat kuat
sehingga melontarkan material padat yang berasal dari magma maupun tubuh
gunungapi ke angkasa.
klik gambar untuk memperbesar
Pada erupsi
non-letusan, magma keluar dalam bentuk lelehan lava atau pancuran lava (lava
fountain), gas atau uap air.
Di dalam
Bahasa Indonesia, kata erupsi sering diterjemahkan sebagai “letusan”.
Sebenarnya, terjemahan itu tidak sepenuhnya tepat. Terjemahan tersebut hanya
tepat untuk tipe erupsi letusan.
Ada dua jenis utama dari lava,
yaitu lava Dasar dan Asam. Lava dasar adalah lava yang panas dan berwarna gelap
yang kaya akan magnesium zat besi, seangkan lava asam benar-benar sangat padat
dan berwarna terang. Kali ini kita akan membahas dua jenis lava. Lava Basa: Lava basa
adalah lava yang sangat panas, yaitu sekitar seribu derajat
celcius. Lava basa berwarna gelap seperti basalt, kaya akan zat besi (Fe) dan
magnesium (Mg), tapi miskin akan silika. Lava basa mempengaruhi daerah yang
luas dan cepat menyebar keluar sebagai seets tipis. Gunung api yang
menghasilkan lava semacam ini adalah gunung api yang cenderung landai dengan
diameter lebar dan berbentuk perisai atau kubah. Viskositasnya cenderung rendah.
Lava Asam: Lava asam adalah lava
yang sangat kental dengan titik lebur yang tinggi. Lava asam berwarna terang,
kepadatan rendah, dan memiliki presentase silika yang tinggi. Viskositasnya
cenderung tinggi.
Geokimia Batuan Beku
Batuan beku adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa proses kristalisasi, baik di
bawah permukaan sebagai batuan intrusif (plutonik) maupun di atas permukaan sebagai batuan ekstrusif(vulkanik).
Magma ini dapat berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan yang sudah
ada, baik di mantel ataupun kerak bumi. Umumnya, proses pelelehan terjadi oleh salah satu dari
proses-proses berikut: kenaikan temperatur, penurunan tekanan, atau
perubahan komposisi. Lebih dari 700 tipe batuan beku telah berhasil
dideskripsikan, sebagian besar terbentuk di bawah permukaan kerak bumi.
Menurut para
ahli seperti Turner dan Verhoogen (1960), F. F Groun (1947), Takeda (1970),
magma didefinisikan sebagai cairan silikat kental yang pijar terbentuk secara
alamiah, bertemperatur tinggi antara 1.500–2.5000C dan bersifat mobile (dapat
bergerak) serta terdapat pada kerak bumi bagian bawah. Dalam magma tersebut
terdapat beberapa bahan yang larut, bersifat volatile (air, CO2, chlorine,
fluorine, iron, sulphur, dan lain-lain) yang merupakan penyebab mobilitas
magma, dan non-volatile (non-gas) yang merupakan pembentuk mineral yang lazim
dijumpai dalam batuan beku.
Pada saat
magma mengalami penurunan suhu akibat perjalanan ke permukaan bumi, maka
mineral-mineral akan terbentuk. Peristiwa tersebut dikenal dengan peristiwa
penghabluran. Berdasarkan penghabluran mineral-mineral silikat (magma), oleh
NL. Bowen disusun suatu seri yang dikenal dengan Bowen’s Reaction Series.
Komponen-komponen kima yang terdapat dalam magma
tentunya sangat berkaitan denngan komposisi akhir batuan beku yang terbentuk.
Secara lebih jauh, sebenarnya magma dapat diklasifikasikan menjadi beberapa
jenis berdasarkan kandungan-kandungan unsur kimia tertentu, namun pada akhirnya
pada proses pembekuan magma menjadi batuan beku mengalami proses-proses yang
tiidak jauh berbeda. Proses-proses yang terjadi pada saat pembekuam magma
secara kimiawi adalah terjadinya proses pengelompokan unsur-unsur kimia
sejenis, yang nantinya akan membentuk kristal atau mineral-mineral tertentu
sesuai dengan sifatnya, asam atau basa. Proses ini dapat dijelaskan secara
diagramatik dalam Bowen’s Reaction Series.
Klik gambar untuk memperbesar
Pada seri reaksi Bowen ini
sacara garis besar menjelaskan bahwa pada saat proses pendinginan magma,
sebenarnya magma tidak langsung semuanya membeku, namun terjadi proses
pembentukan mineral-mineral seiring dengan turunnya suhu magma secara perlahan,
dan pada tiap penurunan suhu tertentu menghasilkan jenis mineral yang berbeda.
Mineral-mineral yang terbentuk pertama, seperti Olivine, Anortit, dan
lain-lain, merupaka mineral-mineral yang bersifat basa, memiliki kristal besar
karena proses pembekuan yang lambat, serta secara lebih jauh batuan beku yang
mengandung mineral-mineral bersifat basa ini juga akan bersifat basa.
Sedangkan mineral-mineral
yang terbentuk di akhir reaksi Bowen, seperi Muscovite dan Quartz merupakan
mineral yang bersifat asam. Dan dari seri reaksi Bowen, semakin asam mineral,
maka kandungan unsur-unsur silikanya semakin banyak. Jadi, salah satu komponen
yang diperhitungkan dalam pengklasifikasian batuan beku secara kimiawi dapat
dilihat dari kandungan unsur silika dalam batuan dan karena secara kimiawi
unsur-unsur terdapat dalam mineral, maka batuan beku juga diklasifikasikan
berdasarkan mineralogi yang sebenarnya merupakan representasi lebih kompleks
dari pengklasifikasian berdasarkan komposisi kimianya. Selanjutnya, kahadiran
mineral-mineral tertentu dalam batuan beku ini mempengaruhi pemberian nama
serta memberikan gambaran proses pembentukan, serta menggambarkan komposisi
kima batuan.
Adapun Berdasarkan kandungan senyawa kimia (kandungan
silikanya) maka batuan beku dapat dibagi menjadi :
1. Batuan beku Asam : Silika > 65 %
2. Batuan beku Menengah : Silika 65 - 52 %
3. Batuan beku Basa : Silika 52 - 45 %
4. Batuan beku Ultrabasa : Silika < 45 %
Whitford
( 1975) membuat suatu diagram klasifikasi untuk mengetahui seri dan jenis
batuan berdasarkan atas kandungan potassium dan silikanya. Whitford membagi
seri batuan menjadi seri toleitik, seri calc-alkaline, dan seri high k
calc-alkaline. Sedangkan jenis batuannya adalah basalt, andesite basaltic,
andesite, dan dacite.
Menurut Whitford (1975),
setiap peningkatan K2O dan SiO2 akan mengalami perubahan seri magmatik mulai
dari seri toleitik-calc alkaline sampai high k calc alkaline, begitu pula akan
mengalami perubahan jenis batuan mulai dari basalt, andesite basaltic,
andesite, sampai dacite.
Refrensi
makasih.... bro.....
ReplyDeletepembahasan tentang viskositas magma bukan dari pak hill itu..SALAAAH ITU...itu cuma copas, itu menyesatkan orang diks..
ReplyDeleteTentang viskositas mksd nya bener yg paragraf 1 sampe titik, tp agak belibet bahasa nya bro..
ReplyDeleteRevisi :
*Semakin tinggi SiO2 semakin tinggi juga viskositasnya (kekentalan tinggi), sehingga gak mudah mengalir.
*Trs yang masalah temperatur, makin tinggi temperatur viskositas (kekentalan) semakin rendah sehingga(mudah mengalir), magma yg terbentuk di suhu tinggi itu pertama yg basa kan.
semakin ke permukaan semakin rendah suhunya dan ter deferensisi jadi magma asam. Nah asam = SIO2 tinggi. Sehingga kental dan tidak mudah mengalir. CMIIW :)
Thank you The information you submit is very useful, waiting for the next update Gan, Greetings Success :) Mari Bos ku segera bergabung dengan Kami Agen Bola Terpercaya. Dapatkan promo terbaru dari kami. Kunjungi kami di http://www.ibcwin.com
ReplyDeleteTaruhan Bola
Bandar Judi Online
Casino Online
Thank you The information you submit is very useful, waiting for the next update Gan, Greetings Success :)Segera dapatkan promo terbaru kami Agen Bola Terpercaya. Dapatkan promo terbaru dari kami. Segera daftarkan diri anda di http://www.ibcwin.com
ReplyDeleteAgen Bola
Live Casino
Bandar Bola
Judi Bola Online
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteSo nice this information to us....
ReplyDeleteDon't Forget Visit Our Cinema on
Nonton Movie
Nonton Film Online
Bioskop Online
Ganool Movie
https://abekabek.blogspot.com/2013/04/magma-lava-dan-batuan-beku-dalam.html?showComment=1530150021969#c7164205405024684024
ReplyDeletehttps://andhy-brenjenk.blogspot.com/2011/11/aspek-ekonomi-sosial-dan-politik.html?showComment=1530150042852#c257335243020025832
Thank you for the article you gave, and hopefully useful for everyone. always success…!!!
ReplyDeletePoker99
DominoQQ
Capsa Susun
Poker Uang Asli
Judi Poker
Agen Domino
Thanks For Shearing This Post.gbwhatsapp
ReplyDelete