Skip to main content

Tulisan Senior yang Menginspirasi ( for JABIGER )

Beberapa saat yang lalu, gue lagi ngopi - ngopi bareng temen - temen di sebuah warung pinggir jalan. Gue sama temen - temen namain nih warung dengan nama "Basecamp", karena konon tempat ini yang sering dipake ngumpul temen - temen pas pulang sekolah, bolos, ataupun kumpul pas malem. Suasana di "Basecamp" belum berubah sejak 3 tahun yang lalu, masih rame dengan anak - anak muda dan ada sebagian orang tua main catur. Bener.... gue lagi ada di kampung halaman gue, Kota Tanah Grogot, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur. Gak tau ?... Kalo dilihat dari peta atau atlas, Kota kecil yang saya tinggali ini adalah kota paling selatan di wilayah provinsi Kalimantan Timur. Gak punya peta/atlas ?.... Pake layanan Google Map dari Hp. Gak punya Hp ?.... Beli.

Kembali ke kumpul - kumpul tadi ( kebetulan temen - temen yang kuliah di luar kota juga pada pulang kampung). waktu ngumpul, temen - temen ngomongin soal IPK atau yang juga disebut Indeks Prestasi Kumulatif. Jujur, akhir - akhir ini gue jadi sering galau + cemas + pusing sampai mau pingsan di pelukan tante Syahrini ( oke, ini cukup lebay ), kegalauan gue cukup beralasan mengingat IPK gue saat ini ( mungkin ) cukup rendah dibanding temen - temen seangkatan dan sejurusan gue di kampus. gue ngoleksi banyak nilai C dan satu nilai D, dan yang parahnya lagi gue gak ikut remidi satu pun. Alasannya gue gak ikut remidi pun cukup membuat orang bergumam "lha.. siapa suruh ?! lha.. elu yang bego..", iya.. jadi alasannya waktu temen - temen ( yang merasa gak puas dengan nilainya ) pada remidi, gue malah jalan - jalan ke Kota Malang waktu itu bersama salah satu temen gue ( namanya Aris. gak usah nanya apa nama facebooknya, soalnya nama facebooknya Alay, bhaha..). Dan waktu itu, nilai pada belum keluar semua, jadi ya gue tinggal ngacir gitu, eh ternyata nilai pada keluar pas gue udah di Kota Malang. Apes lah.. IPK kepala 1, pasrah lah...

no pict = HOAX. ( ini gue lagi ngopi diselimuti hawa beku Punjon)

no pict = HOAX. ( ini gue di Ultras, tempat pembuatan jersey tim AREMA INDONESIA *dibelakang ada Jabiger "aris")
Karena mulai tertekan dengan pembicaraan temen - temen yang semakin intensif membicarakan ( sebenernya mambangga - banggakan) IPK mereka yang tinggi , gue pun memutuskan ngacir pulang ke rumah. yaahh.. siapa tau onlen aja di rumah bisa ngilangin galau gitu.. Singkat cerita, gue mulai ngubek - ngubek isi Google, menyilet - nyilet isi Yahoo!, dan kepo - kepoin blog - blog di Wordpress. Kebetulan.... di Wordpress ada salah satu blog yang si empunya sangat familiar dan isinya pun tak kalah familiar dan ini semua membuat gue semakin liar, seliar mbak Farah Quinn kalo lagi pamer dada sambil masak sop ayam campur kuah lahar ( oke, ini cukup frontal ). Sumpah demi batu beton bulat - bulat penyumbat semburan lumpur panas Lapindo, si pemilik blog tersebut adalah senior gue di kampus ( namanya bang Rifai ), dan isi blognya cukup membuat gue termotivasi dan semangat lagi setelah agak drop karena IPK ( nista ) gue.

Oke, gak perlu panjang pembukaannya. Ini dia isi tulisan bang Rifai tersebut, check this..
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- 


Waktu awal kuliah pertanyaan yang sering kali muncul oleh teman – teman saya yaitu (Kamu kuliah ngambil Jurusan apa ?), saya jawab ngambil jurusan Teknik Geologi. (Apa Biologi ?), bukan Geologi. Geologi ? Belajar tentang apa ??? Ilmu apa ko baru dengar ?

Itulah pertanyaan yang sering muncul setiap kali berjumpa dengan teman – teman saya. Berawal dari setelah lulus SMA, saya secara pribadi sangat ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi yaitu duduk di bangku perkuliahan dan tujuan saya pada saat itu bercita – cita ingin kuliah di luar Kalimantan, Jogja lah kota yang menjadi incaran saya dalam menuntut ilmu yang lebih tinggi. Tidak perlu saya jelaskan mengapa saya memilih kota ini, kawan – kawan semua juga pasti bercita – cita yang sama dengan saya, karna Jogja Kota Pelajar di Indonesia tentunya. Selain dari diri saya pribadi tentunya support dari keluarga terutama ke dua Orang Tua saya, yang sangat ingin datang dan melihat langsung anaknya di Wisuda dan menjadi Sarjana. Amin.

Well kenapa saya memilih masuk Teknik Geologi karna berawal hanya sekedar iseng – iseng waktu maen intenet dulu waktu SMA, saya mencoba membuka Google dan menuliskan kata kunci pad saat itu ” Jurusan yg Prospek buat masa depan ” dan muncul lah Teknik Geologi di urutan pertama. Hal ini lah yang secara tidak langsung mendasari pilihan hati saya ingin menempuh study Geologi. Tapi apes- apesnya waktu SMA saya ngambil Jurusan IPS.hahaha. Faktor inilah pokoknya yang menyebabkan saya tidak bisa masuk ke Perguruan Tinggi yg memilki Jurusan Teknik Geologi yang terbilang baik di Indonesia. Karna syarat untuk mengikuti tes masuk harus jurusan eksakta atau IPA.hahaha

Tapi biar begitu saya berkeras untuk tetap kuliah di Geologi. dan pucuk di cinta wulan pun tiba..he saya mendapat telpon dari teman saya SMA dulu bahwa di juga lanjut kuliah di Jogja juga dan sudah ke terima di salah satu perguruan tinggi swasta yang ada di jogja, dan ketika saya tanya ngambil jurusan apa ? dia pun menjawab Teknik Geologi…waaahhh… saya pun terkaget – kaget,bagaimna tidak dia kan juga IPS sama dengan saya waktu SMA dulu. dan usut punya usut ternyata dia bilang ke saya yang penting nilai Matemattika kamu ada yang 7. dan ku jawab iya ku ada malahan nilaiku 8..hahaha sombong padahal juga hasil nyontek teman..he

Dan akhirnya aku pun mendaftar dan keterima di Perguruan Tinggi yg temanku maksudkan. STTNAS YOGYAKARTA lah nama perguruan tinggi itu..

Kembali ke Geologi jadi sebenarnya motivasi saya masuk Geologi cukup jelas :” Saya senang melihat Alam dan saya tidak mengerti sama sekali dalam lmu pasti namun sangat ingin sekali menyandang gelar Sarjana Teknik biar kelihatan keren “.

Dan sudah dapat ditebak dengan mudahnya tentu saja di dua semester awal nilai saya hancur berantakan. Penyebabnya adalah bertaburannya Mata Kuliah Dasar yang wajib di ambil seperti Fisika, Kalkulus, dan Kimia. Belum puas menyiksa saya di semester 1 dengan mata kuliah kelas berat itu. muncul lagi turunannya seperti Kimia Analitik, Fisika Teknik dan Kalkulus 2. Walhasil sudah ketebak nilai saya untuk mata kuliah itu hancur berantakan dengan nilai C dan D.

Tapi bukan saya saja yang ternyata dapat nilai yang jelak untuk mata kuliah itu, rata – rata teman saya yang lain pun bernasib yang sama dengan saya. Bagaiman tidak wong dosennya aja setiap ngajar mukanya gak bersahabat gitu apa lagai dlam memeberikan nilai.

Berapa orang kah yang bernasib parah sperti saya dan teman – teman saya ? banyak juga sih, namun tetap saja di antara kami muncul beberapa ‘penghianat’ yang melejit cemerlang dan lulus dengan nilai A. sebenarnya bukan penghianat sih, memeng dasarnya otak mereka yang pintar – pintar karna jelas waktu SMA dulu mereka IPA. Ada seorang teman saya dari Indonesia, sebut saja Dino, yang otaknya saking encernya suka menetes kemana-mana kalau dia berjalan. Segala jenis cacing integral yang membingungkan dan menjijikkan bisa dia uraikan dengan cepat dengan hasil yang mengagumkan. Namun sayangnya, giliran dia menghadapi materi kuliah transportasi butir sedimen, membayangkan perubahan ukuran dan bentuk butir yang terjadi seiring jauhnya jarak transportasi saja sudah kebingungan. Satu logika yang bagi saya begitu gampangnya, berubah menjadi sesuatu yang kompleks bagi dia. Begitu pula sebaliknya yang berlaku, benar-benar dunia geologi yang membingungkan!

Hiburan buat kami saat kuliah di semester awal ini adalah tentu saja mata kuliah – mata kuliah yang berhubungan dengan geologi itu sendiri seperti Geologi Fisik, Kristalografi dan Meneralogi, Petrologi, Geomorfologi dan Geologi Dinamik. Saya sendiri selalu mendapat nilai baik untuk mata kuliah kegeologian, minimal nilai B pasti sudah di tangan. Mungkin karna saya merasa lebih enjoy mengikuti perkuliahan ini. Bagaimana mungkin, kami yang bau kencur tidak tahu apa-apa ini sudah disodori oleh berbagai nama dan bentuk mineral serta puluhan jenis batuan yang harus dihapalkan. Mulai dari granit, granodiorit, riolit dari magma asam, hingga magma-magma lain serta berbagai batuan sedimen dan juga batuan metamorf yang merupakan turunan dari semua batuan sebelumnya. Targetnya sih, ini kata dosen mata kuliah Geodinamik, kami harus sudah fasih dengan tipe-tipe dan segala macam rupa batuan umum pada tahun pertama. Jadi misalnya kami sedang berjalan dan kaki tersandung batu, seorang mahasiswa geologi tahun pertama yang baik dan terlatih akan sudah sanggup untuk mengeluarkan makian : “Sompreet…!! Dasar ‘andesit’ sialan…!!”.

Begitulah awal cerita saya menekuni dunia geologi di kampus tercinta dan dengan teman – teman seangkatan yg paling saya cintai pula.

Dan jika ada teman saya yang bertanya akan jurusan yang saya ambil maka dengan lantang saya akan menjawab TEKNIK GEOLOGI !!!

Ini dia yang namanya bang Rifai

Rifai ( nomor satu dari kiri ) bersama tim STTNAS 
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Tulisan di atas adalah postingan Kakak Tingkat ( Rifai ) yang sangat menginspirasi saya dan menumbuhkan semangat untuk belajar Geologi. Tulisan di atas diambil dari alamat blog pribadinya http://blogrifaigeost.wordpress.com/

SALAM DANGDUT !! SALAM BUMI !!

Comments

  1. tu pas lomba kemarren yg juara 3 itu ya ??

    ReplyDelete
  2. Dayat: nampaknya sih bang Rifai itu kaltim, Balikpapan.
    irull: nampaknya iya

    ReplyDelete

Post a Comment

Pembaca yang pintar adalah pembaca yang dapat berkomentar. Ciyeeee, pintar.