Skip to main content

About My School Story (semasa TK)

-->Saat ini adalah saat yang paling romantis antara gue dengan Irsan.
Dan gue gak pernah membayangkan kalo keromantisan ini bakal bikin pacar atau gebetan gue yang baca tulisan ini kelak bakal cemburu sama Irsan.
Yang sabar ya Irsan, hidup ini pilihan.
.


-->------------------------------------------------------------------------------------------------------


-->Selamat anda telah membaca kembali, bersyukurlah kepada Tuhan Yang Maha Esa karena lu pada uda bisa lagi ni baca tulisan teranyar gue.


Tulisan sebelumnya kalo gak salah diposting sekitar seminggu yang lalu (kalo gak salah ya bener), nah sekarang gue mau ceritain apa aja yang gue alamin, entah ini berguna apa gak, berpengaruh apa gak sama elu gue bakal tetap nulis, gue gak mau tau, gue harus tetap lanjutin tulisan ini dan bakal gue ketik, gue gak bakal peduli sama ocehan lu,............................... (hening)

tapi, sebelumnya gue mau protes juga sama diri gue sendiri, kenapa tulisan ini malah terbit seminggu setelah tulisan gue sebelumnya?
”ABECK DAILY BLOG” !! bukan “ABECK WEEKLY BLOG” !! atau bahkan kalo mengingat jumlah entri yang gak sepadan sama waktu yang ada, seharusnya diganti menjadi “ABECK MONTHLY BLOG atau ABECK YEARLY BLOG” 
Mungkin ini perlu direvisi ulang, dan akan ada sedikit perbaikan kedepan, atau malah gak di revisi sama sekali. (Pembicaraan selesai)

Mengenai tulisan edisi kali ini, mungkin agak berbeda dengan tulisan edisi yang sebelumnya. Edisi kali ini kalian para pembaca yang budiman bakal menemukan beberapa judul, dan beberapa paragraf di bawahnya. Kenapa demikian? Tanyakan pada Iwan pondok bambu...



SEKOLAH
sekolah? Iya sekolah. Kenapa?
menurut sebagian anak Indonesia, sekolah adalah aktifitas sehari – hari yang gak bisa di lepaskan dari kehidupan masa muda mereka. Sekolah itu menuntut ilmu yang entah itu positif, atau itu negatif. Tapi, tujuannya Cuma satu, biar bisa bikin pinter anak – anak yang diajarkan.

nah, sekarang gue pengen ngomongin masalah sekolah yang formal aja, bukan sekolah sihir yang gak jelas kebenarannya itu atau sekolah hantu yang pernah disebutin sama bang Raditya Dika sebagai sekolah anak – anak tukang gosip. #watch stand up comedy Raditya Dika 2#



*MASA TK*
Gue inget banget dulu gue pertama kali mengenyam bangku pendidikan di sebuah Taman Kanak – Kanak. Lebih tepatnya di TK NEGERI PEMBINA Tanah Grogot.
Gue mulai suka bermain dan belajar disana waktu umur gue sekitar 4 tahun. (gue lahir tahun 1994, nah kalo 4 tahun berarti waktu itu tahun 1994 + 4 = 1998).  Gue masih inget banget, gue yang berasal dari keluarga yang sangat sederhana, setiap pagi gue di antar sama bokap gue dengan mengendarai sepeda ontel warna item. Jadul banget waktu itu dan entah darimana bokap gue bisa punya sepeda itu entah peninggalan buyut gue atau nemu di museum Belanda. Sepeda itu dikasih nama “Kumbang” oleh bokap gue.
walaupun dari keluarga yang sederhana yang tiap hari kesana – kesini naik sepeda, gue punya banyak teman di TK ini, mungkin faktor anak – anak masih belum memikirkan masalah ekonomi dan kesenjangan sosial yang dimana dilakukan sama anak – anak SMP atau SMA, “yang miskin temenan sama yang miskin, yang kaya temenan sama yang kaya atau yang gaul temenan sama yang gaul, yang cupu temanan sama yang cupu” #teori relationshipitas

nah, di TK ini gue mengenal beberapa teman. Gue termasuk anak yang aktif waktu itu, gue gak suka kalo diem. Saling aktifnya, tiap lonceng masuk kelas, gue gak pernah masuk kelas tapi lebih milih main di ruang mainan.
Gue sangat bangga bisa masuk di TK Pembina ini, mungkin waktu itu ini satu – satunya TK yang paling bagus di daerah kami. TK ini punya ruangan yang banyak, dilengkapi taman bermain outdoor maupun indoor yang punya beragam mainan, serta aula yang besar. Dan yang paling gak bisa gue lupain adalah, TK ini punya kolam pasir putih. Kolam yang selalu memasukkan pasir putihnya ke kantong celana kami para murid – murid. Hal ini yang berhasil bikin nyokap gue ngamuk – ngamuk waktu gue pulang kerumah, “Pasir lagi, pasir lagi !!!’

di TK ini gue deket dengan berbagai teman, cowok, cewek, sampai yang gay (emang ada anak TK yang gay? ). Pada hari – hari tertentu, gue suka main bola sama beberapa temen dan gue masih inget sebagian nama  - namanya, ada Aripuddin, Septian, Hendi, Kiki, Wawan. Dan mereka – mereka ini temen – temen main bola gue yang gue anggap paling brutal, seumur hidup gue, pertama kali bolos ya sama mereka. Anak TK bolos? Gak percaya? ya gue sama mereka -____-‘ tujuan bolos anak – anak seperti kami pun sangat tidak masuk akal, kami bolos hanya untuk menjelajah keluar lingkungan TK sambil main tarzan – tarzan-an di pohon samping TK. Saat bergelantungan di pohon, mungkin kami lebih mirip segerombolan anak kera dibandingkan menjadi Tarzan.

Banyak lagi temen – temen gue yang akrab di TK, temen kotak pasir gue ada Edgar, Ian, radita, Rani.

Temen main gue di indoor ada Asmawan, Astrid, Ayu, Riko.

dan banyak lagi yang lain yang gue uda lupa. Dan mungkin mereka juga sudah pada lupa. Jadi kalo di perhatikan ya, gue mungkin termasuk anak yang labil banget ya, kesana kesini gak konsisten. Ngeloyor kemana – mana untuk mencari kesenangan tersendiri. Dan baru sekarang gue sadar terhadap sikap positif ini “gue jadi lebih mengenal orang – orang yang berbeda”.

 

 Dulu pas TK, gue punya 4 sahabat yang paling deket sama gue.


Astrid, dia temen gue dan dia perempuan. Gue bisa deket banget sama gue gara – gara sering sama – sama bolos. Dan tempat bolos favorit kami adalah tempat bernaung yang jaraknya sekitar 8 meter dari kelas, dulu gue kecil banget kayaknya 8 meter dianggep 8 kilo kali ya. Jam bolos pun biasanya kami Cuma ngobrol gak jelas, palingan ya seputar makanan atau mainan. Saat lulus dari TK, kita gak pernah ketemu lagi sampe sekarang.

Riko, temen gue yang satu ini gue anggep paling cool dan paling trendi. Kenapa gue anggep paling cool ? karena dia punya jam tangan digital yang bisa nyala !!!
gue gak punya menn, dulu baru dia yang punya. Jadi, dia gue anggep paling cool. Tapi, kenapa gue seneng sahabatan sama dia? Karena dia sering trakir gue makan gulali tiap ada abang – abang penjual gulali di depan TK. selain itu, dia juga pemain kelereng yang tangguh !! semenjak lulus, kami melanjutkan sekolah yang berbeda, yang gue tau dia sekolah di luar kota.

Intan, temen gue yang satu ini lebih kekanak – kanakan. Dia gak suka bolos kayak gue tapi yang sering bikin gue ilfill. dia selalu gangguin gue kalo lagi mainan sama anak – anak lain. Dia gue anggep udah kayak adek sendiri, jadi tiap dia digangguin teman – temannya, gue langsung belain. Semenjak lulus TK, gue gak pernah tau dia ngelanjut sekolah dimana. Ada satu fakta yang agak menarik, di kelas gue (XI – XII IPA A) sekarang ada anak yang namanya intan juga. Dan dia juga ngerasa punya temen yang dulunya pas TK dia anggep kakak, dan namanya sama kayak gue. Hmm,, jika memang kami adalah kakak beradik yang sudah lama berpisah, gue pasti langsung ilfill. “kenapa adek gue sekarang begini ?!”, dan kalo memang bukan dia, gue yakin Intan adek – adek-an gue waktu pas TK itu sekarang uda jadi professor. Amin, jagalah dia Ya Tuhan.

Irsan, ini temen gue yang paling pendiam. Gue bisa deket sama dia gara – gara dulu rumah kita deketan. Nyokapnya dia juga temen nyokap gue. Sebelumnya gue sama dia gak terlalu deket, sampai akhirnya acara perpisahan murid – murid TK Pembina Tahun Ajaran 1999-2000 yang sekaligus memperingati ultahnya temen gue yang anak pejabat, Dayanara Amarita (Rara). Jadi waktu itu, gue duduk bersebelahan sama Irsan sambil memangku tempat makan gue. Gue pandang Irsan, dia juga memandang gue. Akhirnya pandangan kami bertemu. Gak lama kemudia gue mencoba berpaling, namun pandangannya terus mengikuti, sampai akhirnya mata gue tertuju pada kotak makanan yang dia bawa. Terlihat dia agak kecewa ketika dia tau bahwa gue lebih tertarik sama kotak makanannya daripada dirinya. Dia yang sudah pasrah pun membuka kotak makanannya. Gue melihat penuh antusias, ini makanan yang paling enak se-dunia. “Mi Goreng”. Gue pun buka kotak makanan gue, muncullah sesosok nasi goreng buatan nyokap. Dengan beberapa diplomasi, kami pun memutuskan untuk saling bertukar makan. Saat ini adalah saat yang paling romantis antara gue dengan Irsan. Dan gue gak pernah membayangkan kalo keromantisan ini bakal bikin pacar atau gebetan gue yang baca tulisan ini kelak bakal cemburu sama Irsan. Yang sabar ya Irsan, hidup ini pilihan. Setelah kelulusan TK sampe sekarang, gue masih ada kontak dengan Irsan, berbeda dengan 3 temen gue sebelumnya.
Masa menyenangkan saat TK (ini bukan gue, bukan jaman gue)


BERSAMBUNG.. SEBENTAR LAGI...

Jangan tanyakan ini kepada Iwan Pondok Bambu, dia tidak tahu.!







Comments