Skip to main content

PENTINGKAH AKU?

Shigel (Shigella dysentriae) sedang bermalas-malasan di teras rumahnya. Berulang-ulang mama memanggilnya untuk makan siang. Tapi sedikitpun ia tak menggubris panggilan mama. Suasana hatinya yang kacau saat itu membuat keinginannya untuk makan tak ada sama sekali. 

Sudah berulang-ulang ia mencoba menginfeksi beberapa manusia jorok yang tinggal dekat kali Ciliwung tapi hanya dua tiga orang yang benar-benar terinfeksi parah. Apakah kekuatannya sebagai bakteri telah hilang?

 Shigel dilahirkan ke dunia sebagai bakteri berbentuk batang yang mengkhusukan dirinya sebagai bakteri penyebab penyakit disentri. Belakangan ia semakin tak mampu melawan dunia kedokteran yang semakin banyak menghasilkan obat-obat penyembuh disentri. Belum lagi persaingan dengan keluarga Amoeba, Eschericia coli dan Salmonella yang terkadang mampu menciptakan penyakit yang sama dengan keluarga mereka. Saat ini bahkan Eschericia semakin populer namanya karena kebanyakan ibu-ibu melaporkan bayi mereka terkena diare.

Kenapa semua orang terlalu sibuk membicarakan diare? Padahal penyakit disentri itu lebih hebat dan mematikan dibandingkan diare yang terlalu umum. Shigel semakin gundah hatinya memikirkan semua itu.

  Tiba-tiba hape mungilnya berdering. Demi melihat sebuah nama yang tertera di sana ia semakin gundah. Padahal saat itu yang menelfon adalah Philia (Haemophilus influenza) kekasihnya sang bakteri penyebab influenza. Bukan karena Philia juga sedang berusaha beralih dari bakteri penyebab flu menjadi disentri, tetapi belakangan kabar bahwa kekasihnya itu sering jalan dengan Samuel (Salmonella typhosa) semakin sering dan sepertinya kabar itu tak hanya sekedar rumor. 

Shigel tak ingin menambah panjang daftar kegundahannya dengan mendengar suara Philia yang selalu manja dan merayu. Dasar wanita, semuanya selalu sama, manis di depan, mentertawakan di belakang. 

Apalagi yang harus aku lakukan? Pikirnya. Beberapa kali ia mencoba mengintip kegiatan para mahasiswa kedokteran di RSU Cipto Mangunkusumo yang terkenal paling ramai dengan berbagai macam kasus termasuk disentri. Tapi sepertinya belakangan ini dokter-dokter di sana hanya mengeluarkan antibiotika yang sama Trimetoprim, dan memang itulah obat yang tepat. Padahal tujuan akhir Shigel adalah membuat anak-anak kecil dan orang-orang yang terkena disentri tak tertolong, itu akan makin menaikkan namanya dan keluarganya sebagai bakteri yang sangat perkasa karena tak mampu dikalahkan dengan obat-obatan buatan manusia.

Tetapi, bukan Shigel namanya jika menyerah. Ia terlahir sebagai bakteri patogen yang tak gampang menyerah oleh tangan-tangan manusia yang menyebut diri mereka dokter dan apoteker. Ia memutuskan untuk mencari informasi dari buku dan internet.

Comments